Bertemu Abahyai Taufiq di Masjid Bandara Juanda Surabaya

Ceritanya, saat itu aku dan Imad ( Mohammed Akh Ahmad ) mengantarkan Habib Syarif Fikri Al-Aydrus ( شريف العيدروس ) kawan satu angkatanku di Al-Ahgaff yang akan pulang ke Kalimantan via pesawat di bandara Juanda Surabaya. Jadwal penerbangannya jam 6 pagi, dan check in pukul 5 pagi. Artinya, kami bertiga harus berangkat dari rumah jam setengah 4 dini hari.

Sesampainya di Juanda, kami langsung menuju ke masjid bandara. Namun tak disangka2, aku bertemu Abahyai Taufiq bersama dua anak santri Amtsilati. Beliau akan terbang ke Pontianak mengisi seminar dan prosesi wisuda Amtsilati di pesantren Darul Faizin Pontianak yang kebetulan putra pengasuhnya adalah kawan satu angkatanku di Al-Ahgaff Yaman. *Ali Utsman Ramadhan.

Saat itu, Abahyai masih khusyu' dalam wiridnya, aku pun menunggu. Selesai wirid, Beliau langsung mengambil buku bacaan, buku tulis dan pena. Lalu bersandar di salah satu tiang masjid sembari melepas baju koko putihnya. Tinggal kaos putih oblong dan peci putih. Sebuah pemandangan yang biasa aku lihat saat masih mondok di Amtsilati Jepara. Amat sederhana.

Aku pun menghampiri Beliau. Memperkenalkan namaku, dan alhamdulillah Beliau masih ingat betul denganku. Beliau langsung menanyakan seputar studi Ahgaff-ku yang sementara berjalan di Gresik. Aku jawab, studi Ahgaff Gresik sudah selesai. Artinya, semester selanjutnya insya Allah akan kami lanjutkan di kampus Ahgaff di Tarim Yaman. Insya Allah.

Obrolan ringan pun makin terasa hangat. Menorehkan semua kerinduanku pada sosok guru yang penuh inspirasi ini. Memang tidak begitu lama perjumpaan kami, bahkan bisa dikata cukup singkat. Namun, bagiku hal ini sudah lebih dari cukup sebagai ijabah gusti Allah atas kemakdzuranku tak bisa hadir pada reuni nasional amtsilati yang dihelat seminggu yang lalu. Begitu mengesankan.

Dan bagiku, hal yang paling mengesankan dari sosok Beliau adalah, kapanpun dan dimanapun ia berada, Beliau selalu membawa buku dan pena. Hari2 nya penuh dengan membaca, menulis dan berkarya. Tak ayal, RATUSAN karya tulis lahir dari sosok kyai muda ini. Salah satu karya paling fenomenalnya adalah kitab Amtsilati yang saat ini sudah tercetak sebanyak 12 juta ekslempar dalam kurun waktu 14 tahun. Sungguh, angka yang terbilang sangat menakjubkan.

Saking tingginya himmah Beliau dalam membaca, Beliau seringkali belanja buku di toko Gramedia. Tak tanggung-tanggung, Beliau biasa membeli berkardus-kardus buku bacaan. Mulai dari buku inspirasi, buku sains-ilmiah, bahkan buku2 kedokteran yang satuannya berharga jutaan rupiah pun tak luput dibelinya. Memang seorang kutu buku yang mengagumkan.

Iya, sudah RATUSAN karya tulis buku/kitab yang lahir dari buah tangan kyai muda penemu metode akselerasi nahwu-sharaf ini. Mulai dari karya tulis ilmu gramatika arab, ulum syariah (fiqih, tafsir, qawaid fiqih dsb), kamus besar At-Taufiq (kamus santri bahasa Arab-Indo-Jawa), karya tulis akhlak-motivasi, sampai karya tulis ilmiah bantahan kepada statemen2 kelompok ekstrimis islam. Sangat menakjubkan. Boleh jadi, Beliau-lah salah satu ulama muda Indonesia yang paling produktif di dunia kepenulisan ilmiah di awal abad 21 ini. Subhanallah.

Aku masih ingat betul, dulu saat aku masih nyantri di Amtsilati Jepara, berulang kali Abahyai mengingatkan santri2nya akan pentingnya menulis karya ilmiah. Bahkan kata Beliau, seorang penulis akan selalu didoakan dan mendapatkan barokah alfatihah yang terus dibaca oleh jutaan muslim di dunia. Sadarkah kita, di saat kita membaca Hadhoroh fatihah, golongan "mushannifin dan muallifin" selalu disebut, yang artinya, golongan ini mendapatkan bagian khusus pahala alfatihah yang kita bacakan. Bukankah hal ini sangat istimewa sekali?

Akhir kata, semoga dengan pertemuan singkat yang mengesankan ini, kami bertiga khususnya, dan kita semua, dijadikan oleh Allah manusia2 terbaik yang anfauhum linnas, selalu memberi manfaat kepada masyarakat luas. Baik dengan karya ilmiah, khidmat mengajar maupun dengan akhlakul karimah.
aamien ya Rabbal alamin.

Azro Chalim,
Surabaya, 5 Juni 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Sanad Tertinggi di Muka Bumi