Postingan

Menampilkan postingan dengan label Artikel Ilmiah

Hikmah dan Falsafah di Balik Peristiwa Isra Mi'raj

18 bulan sebelum Nabi berhijrah ke Madinah, tepatnya pada malam 27 Rajab, terjadi peristiwa agung dalam sejarah Islam. Adalah Isra dan Mikraj. Yakni perjalanan lintas negara dan lintas alam, yang dialami Nabi hanya dalam waktu satu malam. Isra adalah perjalanan Baginda Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram Makkah ke Masjid Al-Aqsa Palestina, dengan mengendarai Buroq, yaitu sejenis hewan tunggangan yang ukurannya lebih besar dari keledai, dan lebih kecil dari bagal. Tiap langkahnya adalah jarak sejauh mata memandang. Di masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad melakukan shalat dua rakaat. Beliau menjadi imam, dan seluruh para nabi menjadi makmumnya. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju langit pertama, kedua, ketiga dan seterusnya hingga sampai di Sidratul Muntaha yang disebut dengan peristiwa Mi’raj. Di saat Miraj itu, Nabi diperlihatkan perihal surga dan neraka, dan hal-hal yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas di pikiran manusia...

Marah Dengan Bijak Ketika Nabi Dihina

Besar-kecilnya rasa cemburu sebanding lurus dengan besar-kecilnya rasa cinta kepada kekasih hati. Begitu pula marah. Rasa marah ketika sang kekasih disakiti atau dihina, sebanding lurus dengan seberapa dalam cinta yang terpatri dalam hati, kepada kekasihnya itu. Manusia secara tabiatnya mencintai kebaikan dan keindahan. Baginda Nabi Muhammad Saw memiliki dua-duanya secara sempurna. Laku perangainya sempurna. Keindahan paras dan ketampanannya juga sempurna. Dialah manusia paling sempurna. Mencintai Rasulullah adalah hal fitrah dan naluri bagi mereka yang telah mengenalnya. Seorang muslim yang mencapai derajat keimanan sejati, seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi, adalah dia yang mencintai Rasulullah melebihi cinta pada orang tua kandungnya, bahkan melebihi cinta pada dirinya sendiri. Cinta ini tidak perlu dipaksakan. Mereka yang mengenal betul sosok Nabi, otomatis ia akan mencintai Nabi melebihi cinta pada siapapun dan apapun. Dari kecintaan itulah tumbuh perasaan ghirah. Yakni ...

Pengaruh Alquran dan Qiraat Terhadap Kaidah Ilmu Nahwu

Adalah Alquran, satu-satunya kitab suci yang memiliki kualitas makna dan sastra yang tak tertandingi, dengan keautentikannya yang asli dan abadi. Alquran diwahyukan memakai bahasa Arab yang indah, fasih, benar dan baku. Oleh karenanya, ia menjadi sumber pertama dan utama dalam pembentukkan kaidah-kaidah linguistik bahasa Arab, atau yang dikenal dengan ilmu Nahwu. Alquran dituliskan dalam mushaf dengan penulisan huruf yang seragam, namun bisa dibaca dengan versi yang beragam. Oleh karenanya, pada zaman Sayyidina Utsman ra., Alquran ditulis dengan model penulisan khusus yang disebut rasm utsmani . Dengan rasm ini, Alquran dapat dibaca dengan versi beragam, tanpa ada perbedaan huruf dan kalimat secara global. Versi bacaan Alquran tersebut saat ini dikenal dengan istilah Qiraat. Yakni cara baca Alquran dengan versi tertentu yang diajarkan langsung oleh Nabi, lalu diriwayatkan secara mutawatir oleh para Sahabat, Tabiin dan ulama setelahnya, kemudian dikenal sebagai bacaan salah seorang Ima...

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Salah satu keistimewaan Bahasa Arab selain jumlah kosakatanya yang mencapai jutaan dan umurnya lebih dari seribu tahun, adalah terjaganya bahasa Arab dalam segi cara pelafalan huruf-hurufnya. Kaidah yang mengatur itu --disebut juga: makharij dan sifat huruf- telah dibukukan sejak awal abad hijriyah. Sehingga pelafalan bahasa Arab yang baku saat ini sama persis dengan pelafalannya pada zaman Rasulullah, bahkan pada era sebelumnya. Oleh karenanya, orang yang membaca Alquran, hadits, kitab atau percakapan bahasa Arab, jika pelafalannya benar dan sesuai kaidah, maka tidak ada bedanya antara mana suara orang Arab dan mana non-Arab. Orang Asia Tenggara, orang Afrika, ataupun orang Barat, jika cara membaca Alquran mereka benar sesuai aturan tajwid yang ada, maka suara mereka akan terdengar persis seperti orang Arab fasih. Tidak kentara status mereka yang non Arab. Berbeda dengan bahasa-bahasa lain selain bahasa Arab. Nyaris tidak ada aturan pelafalan huruf seketat bahasa Arab. Ambil contoh ...

Menengok Sistem Perbankan Syariah di Yaman

Kata Bank diambil dari bahasa Italia 'banco', yang berarti bangku atau meja panjang. Hal itu karena pada abad pertengahan dulu, para bankir melakukan transaksi mereka dengan duduk di hadapan meja panjang di tempat-tempat khalayak umum. Awalnya hanya kios-kios sederhana, lalu berkembang menjadi institusi besar terstruktur seperti bank-bank yang dikenal saat ini. Bermula hanya sekedar jasa penitipan dan penukaran uang, kegiatan bank berkembang ke bidang investasi, hingga jasa peminjaman uang dengan bunga dan jaminan tertentu. Dalam praktek transaksi yang dilakukan bank-bank tersebut, banyak di antaranya yang menyalahi hukum syariat Islam. Seperti pemungutan bunga pinjaman, yang dalam Islam dikategorikan sebagai riba, cara jalannya transkasi yang menyalahi hukum muamalah syar'iyah, juga pergerakan investasi bank yang menggeluti bidang bisnis benda haram atau yang tidak sejalan dengan prinsip dasar ajaran Islam. Dan kegiatan perbankan itu pun terus menggurita dengan pesat dan ...

Moderasi Islam Indonesia dalam Sorotan

Oleh: Mas Agus Azro Chalim, Lc (Master Candidate, Al-Ahgaff University, Yemen, Rais Syuriah PCI NU Yaman) Prolog Baru-baru ini, isu radikalisme berkedok agama kembali muncul dan menjadi sorotan di dunia internasional, tak terkecuali di tengah masyarakat Indonesia. Hal itu tampak sekali dari keramaian dan perdebatan warganet di dunia maya, atau para aktivis dan akademisi pada diskusi-diskusi ilmiah di berbagai kampus perguruan tinggi, hingga munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah demi menanggulangi gerakan radikalisme. Sebetulnya, maraknya teror dan anarkisme yang mengatasnamakan agama bukanlah hal baru dalam sejarah peradaban manusia. Berabad-abad yang lalu, aksi-aksi sadis dan tak manusiawi sudah banyak terjadi, terlebih aksi yang membawa nama ajaran agama. Ambil contoh pada abad 7 Masehi di wilayah Syam dan Mesir. Di masa itu kerap terjadi perselisihan dan permusuhan antara Yahudi dan Kristen. Kaum Yahudi memulainya dengan pembantaian kaum Kristen secara sadis dan brutal disertai p...

Metode Dakwah Kontemporer Habib Abubakar dalam Fiqih Tahawwulat-nya

Prolog : Islam adalah agama yang bersifat universal, datang untuk semua manusia apapun bangsa dan sukunya. Islam bersifat komprehensif yang menyeluruh pada segala aspek kehidupan, mampu menjawab segala problematika apapun yang terjadi di dunia ini, maka, tak ada satu pun permasalahan dalam kehidupan manusia kecuali ada hukum Islam di dalamnya. Islam juga  bersifat relevan yang bisa berjalan beriringan dan ajarannya selalu layak di manapun dan kapanpun. Oleh karenanya, setiap era atau generasi selalu saja ada cendekiawan-cendekiawan Islam yang lahir sebagai pembaharu dalam berbagai bidang keilmuan. Adalah Gurunda Dr. Habib Abubakar bin Ali Al-Masyhur Al-Adeni, satu dari ulama abad 21 masehi yang menjadi pembaharu dalam pemikiran kontemporer. Selain pujangga yang nyaris setiap hari lahir syair-syair indahnya, Habib Abubakar juga merupakan penulis puluhan buku karya ilmiah kontemporer, terutama dalam bidang pemikiran Islam. Karya-karya fenomenalnya pun bahkan dijadikan sebuah fan ilmu ter...

Produktivitas Ulama dalam Menulis Karya

Gambar
الخط يبقى زمناً بعد كاتبه * وكاتب الخط تحت الأرض مدفون "Sebuah tulisan akan tetap ada meski penulisnya telah terkubur di dalam tanah" Bergerak dalam bidang tulis menulis adalah unsur yang amat urgen di setiap peradaban manusia. Dengan menulis, para ulama turut berdedikasi dalam dunia keilmuan untuk generasi mereka dan berlanjut hingga generasi setelahnya. Dengan karya-karya itu pula, mereka akan selalu "hidup" sepanjang masa meski raga sudah tak berpijak di atas tanah, dan terus menjadi guru yang menebarkan ilmu ke pelosok dunia. Senada dengan itu, Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia berkata; "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masy...

Peran Indonesia dalam Menghadapi Problematika Islam Kontemporer

Gambar
telegram.me/AhgaffPos Catatan Ringkas dari Seminar Abuya Prof. Habib Abdullah Baharun di Auditorium Universitas Al-Ahgaff Tarim 22 Desember 2017 Oleh: Azro Rizmy Abuya Baharun, begitu ia disapa akrab oleh kami para santrinya. Beliau adalah seorang pemikir Islam yang cerdas dengan analogi cara berfikirnya yang membuat para pendengarnya berdecak kagum. Di samping keahliannya dalam berbahasa Inggris, beliau pun sedikit-banyak mampu berbahasa Indonesia, karena beliau sendiri berkali-kali dan cukup lama berdiam di Nusantara. Oleh karenanya, jangan heran jika Rektor Al-Ahgaff ini faham betul dan mengerti selak beluk soal ke-Indonesia-an. Mulai dari budaya masyarakat, sejarah, dunia politik, perundang-undangan hingga ekonomi negeri. Tak ayal, Buya Yahya yang merupakan murid dekat beliau pernah berkata; bahwa Abuya Abdullah Baharun memang bukan orang Indonesia, tapi jiwanya lebih Indonesia dibanding kita yang asli Indonesia. Berikut beberapa poin yang bisa saya catat dari ulasan Abuya sa...