Sanad Tertinggi di Muka Bumi

Sanad dalam literatur Islam mempunyai arti: jalan menuju sumber informasi. Berisi runtutan nama-nama orang yang telah mengabarkan info. Dari orang terakhir hingga seorang yang menjadi sumber beritanya. Sanad juga bisa diartikan sebagai transmisi keilmuan. Yakni hubungan erat dan runtut antara guru dan murid dalam suatu bidang keilmuan, dari urutan terakhir, melalui gurunya, lalu guru gurunya, terus bersinambung hingga sumber utamanya: Rasulullah Saw, Sahabat atau Tabiin dalam hadits, atau penulis kitab dalam bidang keilmuan tertentu.

Sanad inilah satu dari banyaknya keistimewaan Islam yang tak dimiliki oleh agama lain, dan tak ditemukan dalam peradaban manapun. Dalam Islam, setiap keilmuan memiliki jalan transmisi dari satu guru ke gurunya, runtut secara urut dan sinambung dari zaman ke zaman. Mulai dari riwayat Alquran beserta qiraat sab'ah dan asyroh-nya, ratusan ribu riwayat hadits, keilmuan fiqih, nahwu dan masih banyak lagi.

Berbeda dengan agama lain. Ia tak memiliki keistimewaan ini. Dan itu berpengaruh pada keautentikan ajaran-ajarannya. Kitab-kitab suci mereka pun belum bisa dipastikan 100% siapa penulis atau penyusunnya, yang berimbas pada diragukannya kemurnian dan keaslian kitab itu sendiri dari sumber asalnya. Di samping itu, kitab-kitab mereka yang telah berumur ratusan bahkan ribuan tahun tersebut, telah mengalami berkali-kali alih bahasa, yang sedikit atau banyak akan ada dampak perubahan isi yang berbeda dari redaksi kitab induk dengan bahasa aslinya.

Islam tidak seperti agama lainnya. Peradaban non Islam juga tidak bisa disamakan dengan peradaban Islam. Alquran, kitab suci umat Islam dijamin 100% keaslian dan keautentikannya. Tak ada keraguan sedikit pun. Begitu pula dengan ribuan hadits Nabi, keautentikannya pun bisa dijamin dan dipertanggungjawabkan. Semua itu berkat adanya sanad, yang merupakan keistimewaan luar biasa dan tak tertandingi, sebagai penjaga keabadian Islam yang merupakan agama terakhir di muka bumi ini hingga kiamat nanti.

Pada zaman ini, sanad ada beberapa varian. Termasuk di antaranya adalah sanad keilmuan dan sanad tabarrukan. Sanad keilmuan diberikan oleh seorang guru kepada muridnya jika si murid telah menguasai suatu bidang ilmu dan layak untuk mengajarkannya. Sedangkan sanad tabarrukan lebih bertujuan mengambil berkah seorang ulama tertentu dengan silsilah guru-gurunya. Sanad tabarruk ini lebih umum dan lebih mudah untuk disebarkan, disambungkan dan diberikan kepada mereka yang satu zaman meski masih sangat belia usianya.

Dipandang dari banyak dan sedikitnya runtutan perantara, kualitas sanad terbagi menjadi dua: sanad ali (tinggi) dan sanad nazil (rendah). Semakin banyak perantara dan semakin panjang runtutannya, semakin nazil (rendah) pula kualitas sanad itu. Begitu pula sebaliknya. Semakin sedikit perantara dan semakin singkat runtutannya, semakin ali (tinggi) pula kualitas sanad itu.

Maka pada zaman ini, sebuah sanad bisa dikatakan mempunyai kualitas tinggi jika perantara dalam jalur sanad itu tergolong singkat menuju sumber asalnya. Kalau dalam keilmuan hadits, sumber itu adalah sosok pemilik kitab hadits fenomenal, yang mengarahkan pada Rasulullah Saw (jika hadits itu varian marfu'), atau Sahabat (jika varian mawquf), atau juga tabiin (jika varian maqthu').

Dalam tulisan kali ini, akan dibahas tentang sanad tertinggi di dunia, dengan artian sanad paling singkat menuju sumbernya. Hal itu terjadi melalui jalur para muammar: ulama yang hidup dengan usia panjang. Mereka mengijazahkan sanadnya saat berusia tua kepada para santri mereka yang umurnya masih relatif muda, atau bahkan masih kecil. Lalu santri-santri itu berusia panjang dan ketika di umur tua, mereka mengijazahkan sanad mereka kepada santri-santrinya yang masih berusia muda. Begitulah seterusnya. Dari Rasulullah kepada Sahabatnya, hingga guru kami kepada kami.

Sebagai contohnya, akan kita ambil sanad Sohih Bukhori. Yakni kitab hadits paling fenomenal yang paling kuat kesohihannya. Saya mengaji atau dapat ijazah kitab Sohih Bukhori yang bersanad ini setidaknya dari tujuh guru saya selama belajar di Yaman. Mereka adalah:

Pertama, Abuya Prof. Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, rektor Universitas Al-Ahgaff yang mengajar kami Mukhtasor Sohih Bukhori di sela-sela kuliah.

Kedua, Prof. Dr. Habib Alwi bin Syihab, mengajar kami Sohih Bukhori dari awal hingga akhir di Institut Hadits Darul Ghuraba Tarim.

Ketiga, Dr. Habib Abubakar Aladeni Almasyhur yang merupakan pimpinan utama Institut Darul Ghuraba. Beliau memberikan sanadnya saat kami diwisuda.

Keempat, Sayyid Muhammad bin Ahmad Al-Ahdal, mengajar kami Mukhtasor Sohih Bukhori selama beberapa minggu, dari awal hingga khatam.

Kelima, Syekh Dr. Yasir bin Salim Assyuhairy, mengajar kami di rumah beliau dengan cara privat.

Keenam, Habib Muhammad bin Bashri Assegaff, mengaji awal-awal Sohih Bukhori di rumah beliau di kota Seiyun.

Ketujuh, Habib Salim As-Syathiry yang berjuluk Sultonul Ulama, pimpinan Ribat Tarim yang wafat awal 2018 lalu. Semoga Allah merahmati beliau.

Dari beliau-beliau itulah saya mendapatkan sanad sambung sampai Rasulullah Saw. Bahkan beberapa di antaranya ada sanad berkualitas paling tinggi yang ada di dunia ini, dalam artian: tidak ada sanad yang lebih singkat dari sanad ini yang sambung sampai Rasulullah Saw. Jika standart sanad zaman sekarang menuju Rasulullah melalui 30-an perantara guru, atau paling singkat 20-an, maka sanad yang dimiliki oleh guru-guru saya ini hanya melalui belasan nama sampai Rasulullah. Dan itulah --salah satu- sanad tersingkat nan tertinggi yang ada di muka bumi saat ini.

Syekh Yasir As-Syuhairy pernah berkata saat memberikan sanad pada kami: "saya tidak pernah menemukan sanad yang lebih tinggi dari sanad ini". Itu artinya, sanad beliau ini adalah sanad tersingkat di dunia.

Sayyid Muhammad Al-Ahdal juga pernah berkata pada kami, bahwa banyak orang atau ulama yang jauh-jauh datang dari luar Yaman kesini hanya ingin menyambung sanad dari beliau. Itu bukti bahwa sanad ulama Yaman saat ini adalah sanad yang istimewa, dan tersingkat pada zaman ini.

Berikut akan saya sebutkan satu saja jalur sanad tersingkat menuju Rasulullah Saw, melalui Imam Bukhori. Dan saya ambil dari salah satu dari tujuh guru saya di atas, meskipun masing-masing dari mereka juga mempunyai sanad tinggi dengan jalur yang berbeda.

Saya meriwayatkan hadits Sohih Bukhori dari:

1. Habib Abubakar Aladeni bin Ali Almasyhur
2. Dari Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaff
3. Dari ayahnya, Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaff
4. Dari Musnid Hadramaut Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi
5. Dari Sayyid Abdurrahman bin Sulaiman Al-Ahdal
6. Dari Syekh Muhammad ibnu Sinnah Al-Fullany
7. Dari Syekh Ahmad bin Al-Ajl Al-Yamany
8. Dari Qutbuddin Muhammad bin Alauddin An-Nahrawaly
(Dalam versi lain ada tambahan: dari ayahnya, Alauddin An-Nahrawaly)
9. Dari Abul Futuh At-Thowusy
10. Dari Baba Yusuf Al-Harawy
11. Dari Muhammad Al-Farghony
12. Dari Abu Luqman Al-Khatlany
13. Dari Al-Farabry

14. Dari Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhori, pemilik kitab Sohih Bukhori, meriwayatkan dan berkata:

15. Telah berkabar padaku Makki bin Ibrahim dan berkata:
16. Telah berkabar padaku Yazid bin Abi Ubaid dan berkata:
17. Telah berkabar padaku Salmah bin Al-Akwa' ra, berkata: aku mendengar

Nabi Muhammad Saw bersabda:

من يقل عليّ ما لم أقل فليتبوأ مقعده من النار

"Barang siapa yang berkata (berdusta) atas namaku apa yang tidak aku katakan, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempatnya di neraka"

Itulah sanad tertinggi di dunia saat ini. Oleh Habib Abdurrahman bin Ubaidillah Assegaff urutan sanad itu diabadikan dan dikemas menjadi subuah nadzom yang bait pertamanya dimulai dari gurunya, yakni Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi, berbunyi:

نروي الصحيح عن أمامنا الأبر ... شيخ الشيوخ عيدَروس بن عمر
Aku riwayatkan Sohih dari Imam kita, guru para guru, Idrus bin Umar [Al-Habsyi]

عن شيخه الحبر الإمام البدل ... نجل سليمان الوجيه الأهدل
Dari gurunya, Imam Al-Wajih [Abdurrahman] putra Sulaiman Al-Ahdal

عن شيخه ابن سنة الفلاني ... عن أحمد بن العجل اليماني
Dari gurunya, Ibnu Sinnah Al-Fulany, dari Ahmad bin Al-Ajl Al-Yamani

فالنهروالي عن الطاووسي ... فالهروي بهجة النفوس
Lalu An-Nahrawaly dari At-Thowusy, kemudian [Baba Yusuf] Al-Harawi

عن الجمال الفاضل الفرغاني ... عن شيخه ابن مقبل الختلاني
Dari Al-Farghony, dari gurunya, Ibn Muqbil Al-Khatlany

عن الفربريّ عن البخاري ... بحر العلوم السلسبيل الجاري
Lalu Al-Farabry, dari Imam Bukhori, sang samudera ilmu, sang salsabil yang mengalir

هذا أعز سند في الدنيا ... رتبته بالاتفاق العليا
Ini adalah sanad paling mulia di dunia, telah disepakati ketinggian tingkatannya

لمثله يرحل شاما ويمن ... وقد أتانا عاليا بلا ثمن
Demi mendapatkan sanad ini, orang-orang Syam dan Yaman rela bepergian, namun sanad ini datang pada kami tanpa uang imbalan

فدونكم سلسة من الذهب ... غنيمة باردة بلا تعب
Maka ambillah rantai emas ini, sebuah harta karun megah, tanpa susah payah

Azro Rizmy,
Tarim, 29 Juli 2020 M - 8 Dzulhijjah 1441 H

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Beliau nggak ngijazahin bro, beliau cuma ngasih tau salah satu contoh sanad aly. Klo mo minta ijazah chatt langsung beliau nya.

      Hapus
  3. Sanad Habib Abu Bakar al-Adni melalui Habib Abdul Qadir Asseggaf yang ini nazil ust, ada yang lebih ali, melalui jalur Habib Muhammad bin Hadi Asseggaf

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Mana yang Benar, Ziarah Akbar, Kubra atau Qubro?