Pahala Membaca Novel
Ketika bercumbu dengan liburan musim dingin, membaca novel adalah salah satu opsi agenda untuk mengisi kekosongan selain nonton kartun dan main PES :D . Ketiganya seakan-akan sudah menjadi kebutuhan primer untuk refreshing yang memisahkan antara dua waktu yang amat menegangkan. Satu ketika UAS kemarin dan satunya lagi ketika hasil ujian diumumkan. Berasa antara hidup dan mati. Antara melancarkan waktu anu dan memperpanjang lagi umur kejombloan. Bukankah itu mengerikan, bung? :D
Jarang ada yang sadar, betapa besarnya pahala membaca novel itu. Bayangkan saja, jika membaca 500 halaman novel yang berisi kurang lebih 100 ribu kata itu kita niatkan untuk belajar, memperluas wawasan dan memperkaya kosa kata bahasa, lalu kita niatkan lagi dengan niatan agar bisa lihai dalam dunia tulis menulis yang di era digital ini telah menjadi salah satu sarana dakwah, maka bisa jadi, setiap satu huruf yang kita baca akan dituliskan pahala satu kebaikan :)
Dan salah satu keistimewaan khusus bagi umat Nabi Muhammad yang tak dimiliki umat-umat terdahulu adalah setiap satu kebaikannya akan dilipat gandakan minimal 10 kali lipat.
الحسنة بعشر أمثالها
Satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan.
So, bukankah tidak lebay jika apa yang kita baca dari novel tersebut per-hurufnya akan dihitung 10 kebaikan? :)
Ohya, lipatan 10 kali itu angka minimal loh ya, karena boleh jadi satu butir kebaikan bagi umat Nabi Muhammad itu bisa dilipat gandakan hingga 700 kali lipat atau bahkan hingga angka yang tak terhitung! Ambooii.. Super sekalii..
Inilah keuntungan orang berilmu yang cerdik. Ia akan leluasa memainkan kelincahannya dalam berniat. Dalam Hadits dijelaskan;
إنّما الأعمالُ بالنياتِ وإنما لكلِ امرئٍ ما نوَى
"Amalan yang sah hanyalah dengan niat, tiap orang mendapatkan seluruh apa yang dia niatkan".
Mengenai hal ini, guruku, Sayyid Dr. Alawi Hamid bin Syihab, salah seorang ulama pakar hadits kota Tarim pernah berkata --aw kama qol; bahwa perbedaan yang mendasar antara orang awam dan orang berilmu adalah dalam hal niat. Jika orang awam satu amalannya hanya dengan satu niat, maka orang berilmu satu amalannya bisa ia barengkan dengan 100 niat sekaligus, dan semuanya diganjar!
رُب عملٍ صغيرٍ تعظّمه النية ، ورُب عملٍ كبيرٍ تصغّره النية
Betapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi amalan besar sebab niat pelakunya. Dan betapa banyak amalan besar, akan tetapi menjadi amalan kecil sebab niat pelakunya.
Tapi tentu saja, membaca novel jelas tidak bisa disamakan dengan membaca Al-Quran. Al-Quran itu almuta'abbad bi tilawatihi, membacanya saja --meskipun tidak faham- adalah ibadah yang langsung diberi pahala tiap hurufnya. Beda halnya dengan membaca novel, hukum asalnya ya bukan ibadah dan tidak berpahala, cuman kalau kita niatkan untuk ibadah; baru bisa bernilai ibadah. Jadi, kalau anda baca novel nggak faham samasekali --baca novel bahasa perancis misalnya, tapi tetap saja anda terus melanjutkan membaca itu novel, bisa dipastikan 99% anda saat itu lagi kurang piknik dan ketahuan liburan anda hanya glibat-glibet di kamar saja. haha.
Kesimpulannya, membaca novel atau apa saja (termasuk baca subtitle hehe) kalau diniati ibadah ya bisa bernilai ibadah. Tapi buat kawan-kawan Mustawa 4 semester 7, ahsan fokusin baca Al-Quran saja dah (mulai habis liburan tapi ). Ingat, semester ini harus tuntas setor 10 juz. Kalau nggak tuntas ya wassalam, nambah lagi deh umur jomblonya hehe.
So, membaca Al-Quran harga mati, membaca novel harga santai!
Minggu siang, Otw khataman novel;
22 Januari 2017
22 Januari 2017
Komentar
Posting Komentar