Mencium Kening Sang "Ainu Tarim" Untuk Yang Terakhir Kalinya

Tarim kembali menangis. Entah masih adakah sisa air matanya, atau telah kering dan bahkan berdarah? Bulan kesedihan telah datang menjumpainya. Tiga ulama sepuh Tarim berjuluk Sulthon, Barakah dan Ainu Tarim meninggalkan kita di satu bulan yang sama, Jumadil Akhir 1439 H.

Pertama "Raja Tarim", Sulthonul Ulama Habib Salim As-Syatiri pengasuh Ribat Tarim wafat pada Sabtu dua pekan lalu (17/2). Tokoh keberkahannya, seorang Imam besar Masjid Al-Muhdhor Habib Idrus bin Smith wafat syahid oleh kekejian kaum radikal ekstrem pada Jumat kemarin (2/3), dan pagi ini (5/3) entah bagaimana kesedihan tergambarkan dengan kabar wafatnya ulama sepuh berjuluk "Ainu Tarim".

Adalah Habib Abdullah bin Syihab, ulama sepuh, soleh, alim yang terkenal dengan kewaliannya. Beliau dijuluki Ainu Tarim (mata kota Tarim) karena ketajaman mata hati beliau yang dalam kalangan ahli tasawuf disebut "kasyaf". Lahir dari keluarga bermarga Syihab yang masyhur akan keilmuannya. Soal keilmuan beliau? sungguh tidak diragukan lagi, para ulama Tarim tunduk takdzim dan mencium tangan mulia beliau.

Kabar kewafatan beliau sontak membuat kami, para santri Tarim dan masyarakatnya termangu dalam kesedihan. Subuh kota ini yang di hari-hari biasa terasa indah dan syahdu, kali ini berasa penuh tangisan. Masyarakat Tarim berbondong-bondong menuju rumah duka mendiang, tak terkecuali para ulama terkemukanya. Di pagi hari ini pula takziah diisi dengan khataman Alquran dan doa bersama.

Usai doa khataman Alquran, para petakziah dipersilahkan menengok jasad mulia di ruangannya. Kami sungguh sangat bersyukur, bibir kami yang penuh dosa ini oleh Allah diberi kesempatan dapat mencium kening jenazah mulia sang Ainu Tarim Habib Abdullah bin Syihab untuk terakhir kalinya. Rumah beliau dan juga ruangan berkahnya pun terbuka untuk semua kalangan petakziah saat tulisan ini diposting.

Dan insyaallah, jenazah mulia beliau akan dikebumikan besok pagi (Selasa 6/3) sekitar pukul 07.00 pagi waktu Tarim di makam Zanbal, sebuah pemakaman puluhan ribu wali, habaib dan ulama terkemuka kota Tarim. Semoga Allah lahirkan kembali pada umat ini dimanapun tempatnya, khususnya kota Tarim dan Indonesia, para ulama yang istiqamah, saleh dengan ketinggian ilmu seperti ketiga ulama ini. Habib Salim As-Syatiri "sang Sulthon", Habib Idrus bin Smith "sang Barakah", dan Habib Abdullah bin Syihab "sang Ainu Tarim". Amien ya Rabbal alamin..

Azro, santri Al-Ahgaff,
Tarim, 5 Maret 2018, 10.00 KSA.

**foto pertama: Ainu Tarim Habib Abdullah bin Syihab bersama Sulthonul Ulama Habib Salim As-Syatiri.
*foto kedua: Abuya Prof. Habib Abdullah Baharun sowan kepada Ainu Tarim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Sanad Tertinggi di Muka Bumi