Hikmah dan Falsafah di Balik Peristiwa Isra Mi'raj

18 bulan sebelum Nabi berhijrah ke Madinah, tepatnya pada malam 27 Rajab, terjadi peristiwa agung dalam sejarah Islam. Adalah Isra dan Mikraj. Yakni perjalanan lintas negara dan lintas alam, yang dialami Nabi hanya dalam waktu satu malam.

Isra adalah perjalanan Baginda Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram Makkah ke Masjid Al-Aqsa Palestina, dengan mengendarai Buroq, yaitu sejenis hewan tunggangan yang ukurannya lebih besar dari keledai, dan lebih kecil dari bagal. Tiap langkahnya adalah jarak sejauh mata memandang.

Di masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad melakukan shalat dua rakaat. Beliau menjadi imam, dan seluruh para nabi menjadi makmumnya. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju langit pertama, kedua, ketiga dan seterusnya hingga sampai di Sidratul Muntaha yang disebut dengan peristiwa Mi’raj.

Di saat Miraj itu, Nabi diperlihatkan perihal surga dan neraka, dan hal-hal yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas di pikiran manusia manapun. Dan di sanalah beliau menerima wahyu, terkait diwajibkannya umat Islam shalat fardhu lima waktu.

Keesokan harinya, Nabi menceritakan kejadian yang dialaminya semalam kepada khalayak. Orang-orang musyrik pun mengolok-olok beliau, dan segera menyebarluaskan berita itu kepada teman-teman mereka, dengan niat agar lebih banyak lagi yang menertawakannya.

Karena Nabi mengaku mengunjungi Baitul Maqdis, beberapa orang musyrik menantang beliau untuk menjelaskan secara detail keadaan di sana, termasuk berapa jumlah tiangnya. Padahal saat mendatangi Baitul Maqdis di malam Isra itu, tak terlintas di benak Nabi untuk memperhatikan dengan seksama bentuk detail bangunan Baitul Maqdis, apalagi menghafal jumlah tiangnya

Mendapat tantangan seperti itu, Allah lantas menampakkan Baitul Maqdis di hadapan Nabi Saw. Beliau pun melihatnya, dan dapat menjelaskan dengan rinci keadaan Baitul Maqdis seperti yang mereka minta.

Sementara itu, Sayyidina Abu Bakar ra. ternyata telah didatangi beberapa orang musyrik. Mereka sampaikan hal yang baru diceritakan oleh Nabi, dan berharap agar Abu Bakar juga ikut tidak mempercayainya. Namun Beliau tegas menjawab : “jika memang dia (Nabi Muhammad) mengatakan seperti itu, maka aku percaya. Bahkan jika dia mengatakan hal yang lebih ajaib dari itu, aku pun akan mempercayainya”.

Pada pagi hari setelah peristiwa malam Isra Miraj,  Malaikat Jibril datang mengajarkan tata cara shalat fardhu beserta waktu pelaksanaannya. Sebelum syariat shalat lima waktu tersebut ditetapkan, Nabi dulunya juga melaksanakan shalat. Dua rakaat di pagi hari dan dua rakaat di sore hari, sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim As.

Peristiwa Isra Miraj yang berlangsung hanya satu malam ini, terjadi setelah rentetan penderitaan dan cobaan di jalan dakwah yang dialami Nabi. Mulai dari penindasan yang dilancarkan oleh kaum kafir Quraisy, pemboikotan ekonomi atau embargo terhadap Bani Hasyim, wafatnya Abu Thalib dan Sayyidah Khadijah yang disebut ‘tahun berduka’, hingga pengusiran Rasulullah dari kota Thaif. Setelah kejadian-kejadian memilukan itulah Allah Swt menghadiahkan Nabi dengan kemuliaan mukjizat Isra dan Mi’raj.

Isra Miraj ini tentu merupakan mukjizat yang luar biasa. Dialami Nabi dengan ruh dan raganya. Allah Swt berfirman dengan ayat berbunyi "subhanalladzi asra bi abdihi". Kata "subhana" mengisyaratkan betapa agung peristiwa itu terjadi. Kata "bi abdihi" mengisyaratkan eksistensi Nabi yang mengalami perjalanan itu tidak hanya ruhnya saja, tapi ruh sekaligus jasadnya.

Peristiwa itu sekilas tampak tidak rasional. Namun bukan berarti bertentangan dengan akal. Karena hal-hal di alam semesta ini terbagi menjadi tiga. Ada yang masuk akal, ada yang menyalahi akal, dan ada yang di luar konteks akal. Peristiwa Isra Miraj termasuk bagian ketiga: yaitu hal di luar konteks akal, seperti halnya perkara metafisik lainnya. Maka pilihan paling logis bagi manusia adalah percaya dan mengimaninya, seperti sikap yang dipilih Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ra.

Mukjizat Isra Miraj ini juga sekaligus menjadi bukti, bahwa kekuasaan Tuhan melampaui segala batas ruang dan waktu. Sedangkan manusia makhluk serba terbatas. Akalnya pun jangkauannya terbatas. Kekuasaan Allah yang tak terbatas itu, tentu saja tidak bisa dijangkau oleh akal manusia yang sangat terbatas.

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil banyak hikmah. Di antaranya, bahwa peristiwa isra miraj ini terjadi setelah Rasulullah mengalami berbagai cobaan berat di jalan dakwah. Artinya, mukjizat agung yang diberikan oleh Allah kepada Rasul-Nya ini adalah salah satu wujud hadiah istimewa dari Allah kepada Nabi atas ketabahan dan kegigihannya.

Poin ini mengisyaratkan, bahwa betapa pun banyak cobaan yang menimpa kita, masalah hidup datang bertubi-tubi, bermacam musibah sebesar apapun itu, jika kita hadapi dengan tegar dan penuh kesabaran, maka di balik itu semua pasti ada hadiah kesuksesan besar yang akan diberikan Allah kepada kita. Baik berupa materi, maupun rohani. Di kehidupan dunia ini, bahkan ditambah lagi kemuliaan di akhirat nanti.

Hikmah lainnya, peristiwa isra dari Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsa mengisyaratkan betapa mulianya Masjid Al-Aqsa Palestina. Masjid yang juga kiblat pertama umat Islam, dan namanya telah diabadikan oleh Allah dalam Alquran sebagai pembuka Surat al-Isra.

Poin ini menegaskan, bahwa sebagai umat Islam, kita berkewajiban untuk selalu menjaga dan melindungi Masjid Al-Aqsa di Palestina. Baik dari cengkraman orang-orang Yahudi, maupun orang-orang zalim yang ada di pihak mereka.

Jika berkat ayat Isra ini Shalahuddin Al-Ayyubi tergerak hatinya, lalu berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan salibis zalim, maka setidaknya jika kita tak mampu meneladaninya dengan tangan dan lisan, masih ada hati dan doa yang bisa senantiasa kita panjatkan.

Azro Rizmy,
27 Februari 2021 M / 15 Rajab 1442 H
Diperbarui dari artikel tertanggal 2 Mei 2015

Komentar

  1. terima kasih banyak ilmunya Guse
    Jazakumulloh khoiro

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaallah jenengan tawadhu banget Syekh, jadi makin ngefans🔥

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Jazakumllah ,cerita isra mi'raj yg di rangkum dengan baik tanpa melewati hikmah yg dapat kita ambil .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Sanad Tertinggi di Muka Bumi