Peran Cendekiawan Muslim dalam Dunia Teknologi Modern
Di era modern seperti saat ini, hampir semua keperluan manusia, apapun
itu, baik pekerjaan berat maupun ringan serba diatasi dengan alat bantu
teknologi. Namun sayangnya, kebanyakan dari alat-alat teknologi modern
tersebut merupakan hasil karya buatan orang-orang nonmuslim yang secara
tidak langsung memberi kesan bahwa orang-orang muslim saat ini berada
dalam posisi terbelakang di bidang teknologi.
Sampai pada akhirnya muncul banyak perkataan sinis yang cukup menyakiti hati umat Islam; "Umat islam jangan memakai teknologi modern, karena semuanya buatan orang kafir". Perkataan tersebut tentu tidak semerta-merta untuk melarang kita memakai teknologi, melainkan untuk mengolok-olok umat muslim dan juga Islam itu sendiri. Bahkan yang lebih tragis lagi adalah ketika ada seorang tokoh terpandang yang dengan lantang mengatakan bahwa Islam adalah penghalang kemajuan dunia.
Perlu kiranya kita tengok dan buka lagi lembaran-lembar an
sejarah, untuk menegaskan bahwa kemajuan teknologi modern di zaman ini
tidaklah lepas dari jasa-jasa cendekiawan muslim yang memang oleh Islam
sangat dimotivasi untuk mendalami dan mengkaji perihal keilmuan.
Tujuannya agar kaum durjana tersebut sadar dan tidak lagi berpura-pura
amnesia terhadap sejarah mercusuar para cendekiawan muslim beserta
jasa-jasanya.
Pertama, tanpa adanya teori Aljabar dan Algoritma temuan Al-Khawarizmy tak kan terlahir kepintaran teknologi. Cara kerja komputer, smartphone dan sejenisnya tidaklah lepas dari teori Algoritma dan Aljabar Booleon yang merupakan perkembangan dari Aljabar temuan Al-Khawarizmy. Tanpa sumbangsih Al-Khawarizmy, semua alat canggih tersebut tentu tak kan pernah mampu menjarah dunia. Dan andai komputer dan smartphone tak pernah terlahir, akankah jaringan internet beserta media sosialnya bisa muncul di dunia ini?
Kedua dalam dunia optik dan lensa. Tanpa teori optik dan lensa temuan Al-Hazen, tak kan pernah lahir di dunia ini kacamata silinder dan kamera secanggih apapun. Bahkan istilah "Camera" sendiri pun diambil dari teori bias cahaya temuan Al-Hazen yang ia namakan "Qamrah". Dengan demikian, seluruh alat teknologi canggih yang memakai fungsi lensa, mulai dari kamera ponsel, kamera DSLR, video recorder, mikroskop untuk benda kecil, teleskop untuk benda di luar angkasa, sampai kamera super canggih yang dimiliki NASA sekalipun tidaklah lepas dari teori temuan Al-Hazen. Sekali lagi, tanpa jasa Al-Hazen, semua alat canggih tersebut tak kan pernah lahir di dunia ini.
Ketiga tentang transportasi pesawat terbang. Sejak 12 abad yang lalu, teori penerbangan pesawat sudah pernah dikenalkan oleh cendekiawan muslim asal Andalusia (saat ini: Spanyol Selatan) Abbas Ibnu Firnas tepatnya pada abad ke 9 Masehi. Barulah setelah 10 abad kemudian, pada awal abad ke 20 (th 1903 M) muncul dua ilmuwan Wright bersaudara asal Amerika Serikat mengembangkan teori penerbangan yang dulu dikenalkan Ibnu Firnas. Namun justru nama Wright bersaudara itulah yang saat ini lebih dikenal sebagai penemu pesawat terbang.
Juga Baharuddin Jusuf Habibie. Cendekiawan tanah air dengan kepakarannya di bidang teknologi auronautika (ilmu tentang pesawat terbang) ini berhasil mengenalkan teori keretakan (crack) pesawat. Praktek teori ini mampu mengurangi tekanan pada tubuh pesawat ketika sedang take off (lepas landas) dan landing (mendarat). Tentu dengan jasa teori ini akan sangat mengurangi persentase kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh fatique atau kelelahan pada tubuh pesawat. Dan sampai saat ini, seorang BJ Habibie telah miliki 46 hak paten beserta royaltynya.
Keempat dalam dunia geografi. Seorang cendekiawan muslim bernama Al-Idrisi adalah orang pertama yang mengenalkan globe atau peta dalam bentuk bola dunia. Dengan temuannya itu, Ia juga menegaskan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Globe pertama buatan Al-Idrisi ini terbuat dari bahan perak seberat 40 kg. Al-Idrisi juga melahirkan mahakarya sebuah peta dalam bentuk kitab yang Ia namakan Tabula Rogeriana. Kitab ini memuat dengan sangat rinci pegunungan, sungai-sungai, kota-kota beserta tinggi datarannya. Dan kitab ini juga tercatat sebagai peta dunia terlengkap dan terdetail pada zamannya yang tentunya sangat berjasa untuk para ilmuwan pada generasi setelahnya.
Kelima dalam ilmu kedokteran. Selain Ibnu Sina (Avicenna) yaitu seorang cendekiawan muslim berjuluk Bapak Kedokteran Modern, ada juga cendekiawan muslim pakar kedokteran bernama Abucacis Az-Zahrawi. Az-Zahrawi ini ialah sang penemu alat-alat operasi bedah kedokteran modern. Ia telah menulis buku kedokteran yang berjudul At-Tasrif sebesar 30 jilid yang berisi penjelasan tentang berbagai penyakit.
Dalam buku itu juga, Azzahrawi telah mengenalkan untuk pertama kalinya 200 alat operasi bedah modern yang Ia lukis dalam buku tersebut. Ia juga pakar spesialis gigi sekaligus orang pertama yang mengenalkan teknik pembuatan gigi palsu, ahli dalam bidang anatomi telinga, juga orang pertama yang mengenalkan cara menjahit luka dengan menggunakan benang sutera.
Keenam dalam dunia arsitektur. Arsitektur bangunan Cordoba-Andalus ia
dan Turki-Utsmani yang gagah nan indah itu lebih dari cukup untuk
membuktikan peran muslim dalam dunia arsitektur modern. Kehebatan
arsitektur tersebut terinspirasi dari penjelasan tentang keindahan surga
yang disebutkan dalam kitab suci Al-Quran. Juga, arsitektur ramah
lingkungan yang pertama kali dibangun dalam sejarah dunia adalah
bangunan masjid yang dibangun oleh Mimar Sinan, seorang arsitek muslim
era Turki Utsmani.
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa semua kecanggihan teknologi, gadget, transportasi, kedokteran dan arsitektuk modern yang ada pada zaman ini tidaklah lepas dari jasa-jasa mercusuar para cendekiawan muslim. Mulai dari alat komunikasi canggih berikut jaringan internet beserta sistem operasinya, pesawat terbang, alat operasi sampai arsitektur gedung pencakar langit sekalipun, jikalau rumus dan teorinya tidak pernah ditemukan oleh para cendekiawan muslim, tentu semuanya tak kan pernah ada di dunia ini.
الفضل للمبتدي وإن أحسن المقتدي
Keistimewaan adalah milik para perintis, meskipun generasi penerusnya -mengembangkann ya menjadi- jauh lebih bagus.
Bukankah seorang penemu bola lampu, Thomas Alva Edison, jauh lebih hebat dan lebih dikenal khalayak dibanding dengan penemu layar LCD?
So, paparan sejarah di atas telah menjadi bukti, pertama, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari ajaran Islam yang sepenuhnya diaplikasikan. Karena Islam sangat mendorong umatnya agar selalu menelaah dan mengkaji tatanan alam semesta guna untuk merenungi keagungan ciptaan Allah Sang Maha Pencipta. Bahkan dalam ayat-ayat Alquran yang pertama kali turun pun, Allah mendorong kita agar selalu menggali ilmu pengetahuan;
Dengan dorongan ayat-ayat tersebutlah, para cendekiawan muslim seperti Al-Khawarizmy, Al-Hazen dan lainnya termotivasi untuk selalu belajar, menggali ilmu pengetahuan dan akhirnya menemukan berbagai karya temuan-temuan fenomenalnya. Dan semua itu terjadi di saat Islam sedang berjaya dan menjadi yang terdepan dalam bidang intelektual.
Kedua, paparan sejarah tersebut juga sekaligus menjadi gertakan dan tamparan keras untuk mereka para manusia durjana yang terus menerus menyudutkan Islam dan sengaja menutup mata dan berpura-pura buta akan sejarah umat manusia. Bagaimana tidak, mereka telah merendahkan umat Islam dalam bidang teknologi, tanpa mereka sadari bahwa kemajuan teknologi di zaman modern ini di belakangnya terdapat jasa-jasa agung para cendekiawan muslim.
Namun kita sebagai muslim juga jangan hanya bisa berbangga dengan jasa para pendahulunya. Perlu kiranya kita bantu memotivasi kawan-kawan kita yang sedang belajar ilmu teknologi di berbagai perguruan tinggi. Agar mereka mampu melanjutkan dedikasi para pakar muslim seperti BJ Habibie dan para pendahulunya. Bukankah BJ Habibie yang saat ini telah menjadi ikon kecerdasan bangsa adalah cendekiawan muslim yang taat?
Terakhir, semoga bangsa ini khususnya, dan umat Islam pada umumnya, melahirkan kembali Habibie-Habibie
baru yang menjadi ikon cendekiawan muslim. Agar Islam tidak lagi
dinistakan, ditertawakan bahkan menjadi bahan olok-olokan oleh kaum
durjana. Jangan sampai anak-cucu kita nantinya kurang percaya diri
bahkan malu untuk mengakui keislamannya hanya karena khawatir akan
menjadi bahan tertawaan dan ledekan mereka.
Azro Rizmy,
Tarim, 26 Januari 2017
Dimuat di Majalah Dinding Ponpes Darul Falah Amtsilati Jepara
Sampai pada akhirnya muncul banyak perkataan sinis yang cukup menyakiti hati umat Islam; "Umat islam jangan memakai teknologi modern, karena semuanya buatan orang kafir". Perkataan tersebut tentu tidak semerta-merta untuk melarang kita memakai teknologi, melainkan untuk mengolok-olok umat muslim dan juga Islam itu sendiri. Bahkan yang lebih tragis lagi adalah ketika ada seorang tokoh terpandang yang dengan lantang mengatakan bahwa Islam adalah penghalang kemajuan dunia.
Perlu kiranya kita tengok dan buka lagi lembaran-lembar
Pertama, tanpa adanya teori Aljabar dan Algoritma temuan Al-Khawarizmy tak kan terlahir kepintaran teknologi. Cara kerja komputer, smartphone dan sejenisnya tidaklah lepas dari teori Algoritma dan Aljabar Booleon yang merupakan perkembangan dari Aljabar temuan Al-Khawarizmy. Tanpa sumbangsih Al-Khawarizmy, semua alat canggih tersebut tentu tak kan pernah mampu menjarah dunia. Dan andai komputer dan smartphone tak pernah terlahir, akankah jaringan internet beserta media sosialnya bisa muncul di dunia ini?
Kedua dalam dunia optik dan lensa. Tanpa teori optik dan lensa temuan Al-Hazen, tak kan pernah lahir di dunia ini kacamata silinder dan kamera secanggih apapun. Bahkan istilah "Camera" sendiri pun diambil dari teori bias cahaya temuan Al-Hazen yang ia namakan "Qamrah". Dengan demikian, seluruh alat teknologi canggih yang memakai fungsi lensa, mulai dari kamera ponsel, kamera DSLR, video recorder, mikroskop untuk benda kecil, teleskop untuk benda di luar angkasa, sampai kamera super canggih yang dimiliki NASA sekalipun tidaklah lepas dari teori temuan Al-Hazen. Sekali lagi, tanpa jasa Al-Hazen, semua alat canggih tersebut tak kan pernah lahir di dunia ini.
Ketiga tentang transportasi pesawat terbang. Sejak 12 abad yang lalu, teori penerbangan pesawat sudah pernah dikenalkan oleh cendekiawan muslim asal Andalusia (saat ini: Spanyol Selatan) Abbas Ibnu Firnas tepatnya pada abad ke 9 Masehi. Barulah setelah 10 abad kemudian, pada awal abad ke 20 (th 1903 M) muncul dua ilmuwan Wright bersaudara asal Amerika Serikat mengembangkan teori penerbangan yang dulu dikenalkan Ibnu Firnas. Namun justru nama Wright bersaudara itulah yang saat ini lebih dikenal sebagai penemu pesawat terbang.
Juga Baharuddin Jusuf Habibie. Cendekiawan tanah air dengan kepakarannya di bidang teknologi auronautika (ilmu tentang pesawat terbang) ini berhasil mengenalkan teori keretakan (crack) pesawat. Praktek teori ini mampu mengurangi tekanan pada tubuh pesawat ketika sedang take off (lepas landas) dan landing (mendarat). Tentu dengan jasa teori ini akan sangat mengurangi persentase kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh fatique atau kelelahan pada tubuh pesawat. Dan sampai saat ini, seorang BJ Habibie telah miliki 46 hak paten beserta royaltynya.
Keempat dalam dunia geografi. Seorang cendekiawan muslim bernama Al-Idrisi adalah orang pertama yang mengenalkan globe atau peta dalam bentuk bola dunia. Dengan temuannya itu, Ia juga menegaskan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Globe pertama buatan Al-Idrisi ini terbuat dari bahan perak seberat 40 kg. Al-Idrisi juga melahirkan mahakarya sebuah peta dalam bentuk kitab yang Ia namakan Tabula Rogeriana. Kitab ini memuat dengan sangat rinci pegunungan, sungai-sungai, kota-kota beserta tinggi datarannya. Dan kitab ini juga tercatat sebagai peta dunia terlengkap dan terdetail pada zamannya yang tentunya sangat berjasa untuk para ilmuwan pada generasi setelahnya.
Kelima dalam ilmu kedokteran. Selain Ibnu Sina (Avicenna) yaitu seorang cendekiawan muslim berjuluk Bapak Kedokteran Modern, ada juga cendekiawan muslim pakar kedokteran bernama Abucacis Az-Zahrawi. Az-Zahrawi ini ialah sang penemu alat-alat operasi bedah kedokteran modern. Ia telah menulis buku kedokteran yang berjudul At-Tasrif sebesar 30 jilid yang berisi penjelasan tentang berbagai penyakit.
Dalam buku itu juga, Azzahrawi telah mengenalkan untuk pertama kalinya 200 alat operasi bedah modern yang Ia lukis dalam buku tersebut. Ia juga pakar spesialis gigi sekaligus orang pertama yang mengenalkan teknik pembuatan gigi palsu, ahli dalam bidang anatomi telinga, juga orang pertama yang mengenalkan cara menjahit luka dengan menggunakan benang sutera.
Keenam dalam dunia arsitektur. Arsitektur bangunan Cordoba-Andalus
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa semua kecanggihan teknologi, gadget, transportasi, kedokteran dan arsitektuk modern yang ada pada zaman ini tidaklah lepas dari jasa-jasa mercusuar para cendekiawan muslim. Mulai dari alat komunikasi canggih berikut jaringan internet beserta sistem operasinya, pesawat terbang, alat operasi sampai arsitektur gedung pencakar langit sekalipun, jikalau rumus dan teorinya tidak pernah ditemukan oleh para cendekiawan muslim, tentu semuanya tak kan pernah ada di dunia ini.
الفضل للمبتدي وإن أحسن المقتدي
Keistimewaan adalah milik para perintis, meskipun generasi penerusnya -mengembangkann
Bukankah seorang penemu bola lampu, Thomas Alva Edison, jauh lebih hebat dan lebih dikenal khalayak dibanding dengan penemu layar LCD?
So, paparan sejarah di atas telah menjadi bukti, pertama, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari ajaran Islam yang sepenuhnya diaplikasikan. Karena Islam sangat mendorong umatnya agar selalu menelaah dan mengkaji tatanan alam semesta guna untuk merenungi keagungan ciptaan Allah Sang Maha Pencipta. Bahkan dalam ayat-ayat Alquran yang pertama kali turun pun, Allah mendorong kita agar selalu menggali ilmu pengetahuan;
"Bacalah dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (cara menulis) dengan pena.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al-Alaq: 1-5)
Dengan dorongan ayat-ayat tersebutlah, para cendekiawan muslim seperti Al-Khawarizmy, Al-Hazen dan lainnya termotivasi untuk selalu belajar, menggali ilmu pengetahuan dan akhirnya menemukan berbagai karya temuan-temuan fenomenalnya. Dan semua itu terjadi di saat Islam sedang berjaya dan menjadi yang terdepan dalam bidang intelektual.
Kedua, paparan sejarah tersebut juga sekaligus menjadi gertakan dan tamparan keras untuk mereka para manusia durjana yang terus menerus menyudutkan Islam dan sengaja menutup mata dan berpura-pura buta akan sejarah umat manusia. Bagaimana tidak, mereka telah merendahkan umat Islam dalam bidang teknologi, tanpa mereka sadari bahwa kemajuan teknologi di zaman modern ini di belakangnya terdapat jasa-jasa agung para cendekiawan muslim.
Namun kita sebagai muslim juga jangan hanya bisa berbangga dengan jasa para pendahulunya. Perlu kiranya kita bantu memotivasi kawan-kawan kita yang sedang belajar ilmu teknologi di berbagai perguruan tinggi. Agar mereka mampu melanjutkan dedikasi para pakar muslim seperti BJ Habibie dan para pendahulunya. Bukankah BJ Habibie yang saat ini telah menjadi ikon kecerdasan bangsa adalah cendekiawan muslim yang taat?
Terakhir, semoga bangsa ini khususnya, dan umat Islam pada umumnya, melahirkan kembali Habibie-Habibie
اللهم أصلحنا وأصلح من في صلاحه صلاح الإسلام والمسلمين ولاتهلكنا وأهلك من في هلاكه صلاح الإسلام والمسلمين
Ya Allah perbaikilah keadaan kami, perbaiki juga keadaan orang yang di
dalam kebaikannya terdapat kemaslahatan bagi Islam dan kaum muslimin.
Jangan Engkau binasakan kami, dan binasakanlah orang yang di dalam
kebinasaannya terdapat kemaslahatan bagi Islam dan kaum muslimin. Amien.
Azro Rizmy,
Tarim, 26 Januari 2017
Dimuat di Majalah Dinding Ponpes Darul Falah Amtsilati Jepara
Kepada orang yang merem akan digjayanya islam, jawab saja dg "Andaikan Islam Tak Ada" puisi karya cacak.
BalasHapus