Salat Tasbih Tanpa Baca Tasbih Ibarat Mie Ayam Tanpa Ayam

Satu di antara salat sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah adalah salat tasbih. Dalam haditsnya, Nabi telah menjelaskan keutamaan salat ini. Di antaranya adalah pelakunya akan Allah ampuni dosa-dosanya, semenjak awal hingga akhir, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja, baik dosa tertutupi maupun terlihat, baik dosa kecil maupun besar.

Rasulullah juga menganjurkan salat tasbih ini agar dilaksanakan setiap hari. Jika tidak bisa, maka setiap hari Jumat. Kalau tidak bisa, maka sebulan sekali. Masih tidak bisa, setahun sekali. Jika masih saja tidak bisa, maka setidak-tidaknya seumur hidup pernah melakukannya meski hanya sekali. Begitu besar fadhilahnya. Hingga seakan-akan jangan sampai ada seorang muslim yang tak pernah melakukan salat tasbih ini sepanjang hidupnya.

Apa itu salat tasbih, dan bagaimana caranya?

Tata cara salat tasbih secara garis besar sama seperti cara pelaksanaan salat fardhu 5 waktu atau salat sunah pada umumnya. Jumlahnya 4 rakaat. Jika dilakukan pada siang hari, maka lebih baik 4 rakaat dengan satu salam. Jika malam hari, maka lebih afdhal 4 rakaat itu dilakukan dengan dua kali salam. Setiap dua rakaat satu salam.

Yang menjadikan salat tasbih istimewa adalah banyaknya tasbih yang dibaca dalam salat itu. Dengan kalimat:

سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر

Dibaca 15 kali setelah baca Alfatihah-surat pendek, 10 kali saat rukuk, 10 kali saat i'tidal, 10 kali saat sujud, 10 kali saat duduk di antara dua sujud, 10 kali saat sujud kedua, dan 10 kali saat duduk istirahat menjelang berdiri untuk rakaat selanjutnya.

Atau boleh juga 15 kali saat berdiri itu dibaca sebelum fatihah, dan baca lagi 10 kali setelah baca surat pendek sebagai ganti 10 tasbih yang dibaca saat duduk istirahat.

Jadi, total keseluruhan tasbih dalam setiap rakaatnya adalah 75 kali. Sedangkan total dalam 4 rakaat adalah 300 kali tasbih.

Bagaimana kalau lupa tidak baca tasbih saat rukuk? Otomatis gugur, atau kita baca di rukun setelahnya?

Dalam kitab Fathul Muin disebutkan, jika seseorang lupa tidak baca tasbih saat rukuk dan ia baru ingat saat i'tidal, maka hendaknya ia baca jatah tasbih itu ketika sujudnya. Tidak boleh kembali ke posisi rukuk demi membaca tasbih, tidak boleh pula membaca tasbih jatah rukuk itu saat i'tidal. Karena i'tidal adalah rukun pendek, tidak boleh diperpanjang dengan bacaan tasbih tambalan itu.

Kalau lupa tidak baca tasbih di satu rukun, tapi ia sengaja tidak menambalnya di rukun setelahnya, atau bahkan sejak awal memang sengaja meninggalkan tasbih itu, bagaimana hukumnya?

Pertanyaan ini dijawab oleh Syekh Ali Syibramalesi, bahwa jika orang membaca tasbih di sebagian rukun, tapi meninggalkannya di rukun lain, maka pelakunya tetap mendapatkan pahala kesunahan salat tasbih, namun tidak sempurna.

Bagaimana kalau ia salat dengan niatan salat tasbih tapi ia tidak baca tasbih sama sekali?

Syekh Ali Syibramalesi juga menjawab pertanyaan ini. Menurutnya, orang yang salat dengan niatan salat tasbih, tapi dia tidak baca tasbih sama sekali, maka salatnya tetap sah. Namun bukan sebagai salat tasbih, melainkan dianggap hanya salat sunah mutlak saja.

Kalau boleh saya anologikan, salat tasbih ini ada sisi kemiripannya dengan perihal mie ayam. Dengan analogi ini juga kita akan mudah memahami esensi salat tasbih beserta beberapa permasalahannya.

Mie Ayam adalah satu dari banyaknya makanan favorit khas Nusantara. Kalau bisa, dalam seminggu minimal makan mie ayam satu kali. Kalau tidak sempat, maka dua minggu sekali. Atau sebulan sekali. Atau setahun sekali. Atau kalau kau perantau di luar negeri, ya setidaknya menunggu 5 tahun saat pulang kampung. Kalau masih belum bisa, minimal seumur hidup pernah merasakan satu kali. Dan itu sudah kebangetan menurut saya.

Saya sendiri sebagai fans berat mie ayam,  menu makanan ini tentu masuk dalam list kuliner yang paling dirindukan. Buktinya, dulu ketika saya pulang ke Indonesia tahun 2015, yang pertama saya cari setelah tiba di rumah adalah mie ayam. Lidah yang lama bersinggungan dengan kuliner Arab ini memberontak ingin segera mencicipi bumbu kuliner Indonesia, terutama mie ayam.

Lalu, apa miripnya salat tasbih dengan mie ayam?

Kemiripan dalam afdhaliyah sudah diterangkan di atas. Bahwa usahakan jangan kosongkan hidup ini dari salat tasbih dalam tempo waktu tertentu. Sehari, seminggu, sebulan, setahun atau seumur hidup.

Dalam segi permasalah lupa atau tidak baca tasbih juga ada kemiripan. Coba bayangkan, saat makan mie ayam, pas menyuap pakai sendok kau lupa tidak mengambil ayamnya. Lalu saat ingat, apa yang kau lakukan? Segera menyendok ayam bebarengan dengan suapan selanjutnya, atau lagi-lagi kau lupakan ayamnya?

Atau, di mangkok mie ayammu sudah tersedia potongan-potongan ayam, apakah lantas kau pinggirkan ayam itu dan kau tidak memakannya hingga selesai, lalu membuangnya? Atau barangkali kau memilih makan ayamnya sebagian, dan membuang sebagian lainnya? Atau kau pesan mie ayam lengkap, tapi hanya mienya yang kau makan?

Atau lebih konyol lagi, kau bilang ke penjualnya, "mas, saya pesan mie ayam, tapi tanpa ayam, dan tanpa kuah mie ayam. Saya pingin makan mienya mie ayam saja". Apakah yang kau makan itu masih dinamakan mie ayam? Dinamakan mie sih iya. Bikin kenyang juga iya. Tapi please, itu bukan mie ayam bro. Itu mie hampa.

Itulah sekilas analogi antara mie ayam dan salat tasbih. Lucu sebetulnya bersikeras ingin makan mie ayam, tapi yang ia makan hanya mienya saja, tanpa ayam, juga tanpa kuah. Lucu pula niat salat tasbih tapi enggan baca tasbih. Makan hanya mienya saja akan hambar tanpa rasa. Begitu pula niat salat tasbih tanpa bacaan tasbih. Sangat hambar. Dan sangat konyol. Ibarat pesan es teh, tanpa es dan tanpa teh.

Jadi, kapan terakhir kau menikmati mie ayam? Dan kapan kau salat tasbih secara sempurna dan menikmatinya?

Azro Rizmy,
Tarim, Rabu, 26 Agustus 2020

Komentar




  1. Assalamualaikum wr wb
    Maaf 🙏 sebelumnya enggeh, kalau semisal dalam sholat tasbih itu di rokaat ke 4 di tahyat akhir itu lupa baca tasbihnya dan baru ingat ketika sudah salam agak lama itu bagaimana?... Apakah mengulang kembali sholatnya untuk penyempurnaannya bacaan tasbihnya atau gimana?.. 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sanad Tertinggi di Muka Bumi

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru