Enam Tips Kuat Hafalan dari Abuya Baharun
Selalu ada yang menarik tiap mengikuti kajian Sohih Bukhori bersama Abuya Baharun, sapaan akrab Prof. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, rektor Universitas Al-Ahgaff Yaman. Kajian Sohih Bukhori itu jadwal rutinannya tiap hari Selasa. Mulai bakda magrib hingga pukul 21.30-an. Bertempat di masjid Baharun, distrik Ambaikho kota Mukalla, tepat di samping rumah Abuya.
Selasa tadi malam (29/9), di sesi pertanyaan bebas, salah satu dari kami bertanya pada Abuya. "Apa amalan agar kuat hafalan dan cepat paham dalam belajar?" Abuya menjawab:
Pertama: tidur.
Tidur, jawaban Abuya dengan cepat. Sontak kami tertawa. Kami mengira Abuya bercanda. Karena pribadi beliau memang asyik dan suka bercanda di tengah-tengah ngajinya. "Jangan kaget, jangan heran", kata beliau. "Tidur malam itu sangat penting sekali, untuk menjernihkan pikiran, juga membersihkan bekas-bekas tak berguna yang ada di otak kita".
Abuya pun melanjutkan penjelasannya. Termasuk dari perspektif ilmu kedokteran. Tidak terlalu panjang, tapi cukup gamblang. Yang pada intinya: *tidur cukup* pada malam hari sangatlah penting agar menguatkan hafalan dan cepat paham pelajaran.
Kedua: lapar.
Jawaban Abuya yang kedua ini juga cukup asing. Kata beliau, maksud dari lapar ini adalah memberikan jeda waktu panjang antara dua jadwal makan. Dalam artian, kurangi makan sesuatu atau nyemil snack di antara dua waktu tersebut. Antara sarapan pagi dan makan siang misalnya. Lagi-lagi Abuya menjelaskan alasannya dalam perspekstif kedokteran yang cukup gamblang.
Ketiga: fokus.
Fokus dalam artian: pikiran tidak terpecah-belah. Untuk mudah hafal dan cepat paham pelajaran, pikiran manusia harus terarah. Saat menghafal dan menganalisa suatu masalah, pikiran harus fokus. Tujuan yang ada di depan tidak boleh lebih dari satu. Tidak pula berantakan. Fokuskan pada satu titik, fokuskan pada apa yang kita hadapi saat itu.
Keempat: motivasi.
Motivasi menumbuhkan rasa cinta. Cinta menumbuhkan hobi. Cinta pada ilmu menjadikan kita semangat dalam mempelajarinya, hingga menjadi sebuah hobi. Kalian, kata Abuya, sebagai mahasiswa syariah, kalau punya hobi di dunia fotografi, kalian bakal giat menggeluti dunia itu, dan bisa menjadikanmu seorang fotografer profesional, meskipun kalian sendiri tidak pernah mengenyam pendidikan fotografi secara akademik.
Mencintai ilmu sangat penting sekali. Kalau kau cinta sebuah ilmu, kau akan paham betul permasalahan detail terkait ilmu itu. Kau cinta bola, misalnya. Kau akan tahu betul klub-klub bola luar negeri, pemain-pemainnya dan pelatihnya. Tahu juga jadwal pertandingannya, tanding lawan klub apa, hasilnya berapa, dan apa yang berjalan di tengah pertandingan pun kau mengingatnya. Itulah ilmu bola. Atau juga soal politik terkini. Membahas politik yang rumit itu, hanya modal antusias saja orang akan banyak hafal lika-liku yang terjadi di dunia politik negaranya.
Itulah pentingnya cinta. Dan motivasi adalah salah satu penumbuh dan penyubur cinta itu hingga menjadi sebuah hobi. Aplikasikan contoh hobi fotografer, suka bola dan antusias politik itu pada ilmu-ilmu yang kau geluti sekarang. Cari motivasi. Kau akan mencintainya. Lantas menjadi hobi. Mempercepat hafalan dan menguatkannya, memperdalam pemahaman ilmu dan meluaskan wawasan di dalamnya sangat perlu didasari dengan cinta. Cinta timbul dari motivasi. Hingga menjadi sebuah hobi.
Kelima: manajemen waktu.
Untuk menjadi pencari ilmu sejati, kalian harus memperhatikan rutinitas keseharian. Atur jadwal waktu rutinan. Dari pagi, siang, sore hingga malam. Waktu harian harus teratur dan termenej. Lalu pegang komitmen dan selalu konsisten dalam menjaga jadwal yang telah kau atur itu.
Keenam: berdoa kepada Allah.
Ilmu adalah pemberian Allah Swt. Semangat dalam mencari ilmu, mudah memahami pelajaran dan cepat-kuatnya hafalan adalah murni taufiq, pertolongan dan anugerah dari Allah Swt. Untuk itulah, di samping kalian ikhtiar berupaya melaksanakan poin-poin di atas, kalian juga harus imbangi dengan doa. Mintalah kepada Allah semangat belajar, kuat hafalan dan cepat paham pelajaran, Allah tak akan menyia-nyiakan doa kalian.
**
Demikian jawaban Abuya untuk satu pertanyaan dari muridnya. Jawaban yang bagi kami sangat sesuai realita dan menjadi sebuah nasehat yang amat mengena. Barangkali jawaban Abuya ini cukup berbeda dengan ulama lainnya. Para ulama jika ditanyai pertanyaan "apa amalan agar ..." umumnya akan menjawab dengan memberi amalan-amalan doa, wirid, salat sunnah dan shalawat tertentu. Namun Abuya tidak. Beliau sangat faham dengan kehidupan murid-muridnya. Ia beri jawaban yang logis, mudah dilaksanakan, dan sesuai keadaan.
Abuya memang bukan sekedar rektor universitas internasional. Bukan pula sekedar guru intelektual dan spiritual. Abuya adalah semuanya. Dan yang paling membanggakan: Abuya adalah ayahanda kami, para murid-muridnya.
Azro Rizmy
Mukalla, 30 September 2020
Masya Alloh.... Sangat bagus,🙏🏻🙂
BalasHapusMasyaAllah,penyampaian beliau bagus banget🥰
BalasHapus