Mimpi Spesial di Hari Fenomenal

17 September, tanggal yang cukup familiar dalam hidupku. Almarhum Ayahku dilahirkan pada tanggal itu. 10 tahun lalu, beliau meninggalkan kami saat usiaku menginjak umur 13 tahun dan baru satu tahun nyantri di Amtsilati Jepara. Andai almarhum Ayahku masih hidup sampai sekarang, maka umurnya saat ini adalah 62 Tahun.

Jadi, tanggal 17 September di tiap tahunnya bagiku adalah hari kerinduanku padanya, meski di hari-hari biasa pun aku juga masih sering merindukannya, namun khusus pada tanggal ini boleh dikata rinduku padanya naik drastis berkali lipat. Dan di hari ini juga (17/9) aku dikejutkan dengan mimpi yang amat spesial, yaitu mimpi bertemu dua ulama besar, Habib Umar bin Hafidz dan murid kesayangan beliau, Habib Mundzir Al-Musawa.

Ceritanya, ketika bangun tidur waktu subuh aku merasa kehausan. Dan kebetulan saat itu persediaan air derijen kamar sudah habis dan belum sempat diisi ulang. Aku bangun, wudhu dan shalat subuh berjamaah di musalla asrama. Lalu baca Wirid Lathif yang merupakan dzikir rutinanku tiap pagi. Setelah wirid, aku tidak melanjutkan membaca Alquran, karena saat itu aku memang betul-betul sedang kehausan.

Aku pun mencari air minum di sudut kamar, barangkali ada, pikirku. Ternyata betul, ada, tapi itu air Zamzam milik kawan kamarku. Aku mantabkan hati untuk meminumnya. Oleh karena air itu sangat istimewa, aku pun meminumnya hanya beberapa teguk, itu pun dibarengi bacaan basmalah dan selawat yang kuulang terus menerus. Seusai minum, aku langsung beranjak naik ke tempat tidur --ranjang di asramaku modelnya tingkat dan tempatku berada di atas. Kucoba pejamkan mata tapi agak sulit tidur, sampai jam 6-an baru aku berhasil tertidur. Disini (seperti halnya di Jawa) sekitar pukul 6-an pagi matahari sudah terbit setinggi tombak (istilah syariahnya : isyraq).

Di dalam tidur itu, aku bermimpi, ada pengajian kecil di depan kamarku yang hanya dihadiri satu orang murid, entah siapa aku lupa satu orang itu. Alangkah terkejutnya, ternyata pengajarnya disitu adalah almarhum Habib Mundzir Al-Musawa pengasuh Majelis Rasulullah Saw Indonesia. Lalu di tengah-tengah pengajian itu, tiba-tiba beliau "berubah" menjadi sosok Habib Umar bin Hafidz. Sungguh tak kusangka. Kemudian ada dua orang lagi datang mengikuti pengajian ini, jadi total semua menjadi empat orang. Dan lagi-lagi, aku tak ingat siapa dua orang ini.

Pengajian berjalan begitu syahdu dan penuh kekhusyuan. Selama Habib Mundzir dan/atau Habib Umar berpetuah, beliau berdua menangis amat meresapi apa yang diucapkannya. Ada satu petuah yang sangat menyentuh dan tertancap kuat dalam memoriku;

"Dari dulu hingga sekarang, jauh lebih banyak periwayat sunnah daripada pelakunya. Jadilah pelaku sunnah!"

Lebih jelasnya; dari dulu sampai sekarang, orang-orang yang berceramah atau mengajarkan tentang kesunahan suatu amal itu jauh lebih banyak dibanding orang-orang yang istiqamah menjalani amalan sunnah tersebut. Maka dari itu, jadilah orang yang benar-benar istiqamah mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, dengan diiringi rasa cinta dan kerinduan kepada sang Baginda.

Betul. Kita memang banyak belajar dan mengetahui tentang hal-hal sunnah, semisal bersiwak tiap sebelum salat, adab makan, adab masuk-keluar kamar mandi dan sebagainya, namun hanya beberapa di antara kita yang istiqamah melakukannya. Lebih sedikit lagi orang yang melakukan sunnah diiringi dengan rasa cinta dan kerinduan pada Rasulullah Saw.

Alhasil. Hal istimewa sedemikian rupa yang kualami pagi ini adalah berkah dari meminum air Zamzam mulia itu. Mulai dari aku tercegah dari tidur di waktu yang terlarang/makruh (yakni waktu setelah subuh sebelum terbitnya matahari sampai isyraq/setinggi tombak), sampai Allah menganugerahiku mimpi yang begitu istimewa; bertemu dua ulama istimewa dan diberikannya petuah yang begitu istimewa pula. Sungguh beruntungnya aku hari ini.

Berawal dari mimpi berjumpa para ulama cucu kekasih-Mu, semoga suatu saat Kau anugerahkan kami bisa berjumpa dengan kekasih-Mu, Rasulullah Saw dan bersamanya selalu di surga-Mu yang abadi. Amien.

Azro,
Ahad, 17 September 2017

Komentar

  1. امين يا مجيب الساءلين ...عسي الله ان يجمعنا مع الاحباء

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Sanad Tertinggi di Muka Bumi