R19: Tadarus Bilghaib Masjid Segaff dan Tarawih Dini Harinya

Tarim, 19 Ramadhan 1440 H

Masjid Segaff, salah satu masjid tua dan paling dihormati di Tarim. Masyhur dengan lembaga tahfidz Abi Qubbah Murayyim-nya. Terkenal banyak melahirkan para penghafal Alquran. Sampai membuka cabang di beberapa tempat. Di masjid Alaydrus yang tak jauh darinya. Juga cabang di masjid Ubadah yang dekat dengan kampus Al-Ahgaff Tarim.

Di bulan Ramadhan, masjid Assegaff rutin menggelar tadarus Alquran. Pada jam 9 malam. Membacanya Bilghaib. Alias dengan hafalan di luar kepala. Membentuk satu kelompok melingkar. Yang semuanya adalah seorang hafidz Alquran. Tanpa memegang mushaf. Saling mengingatkan ketika ada pembacanya yang lupa atau keliru hafalan.

Di hari biasa, selain Ramadhan, tadarus rutinan memang selalu ada. Dua kali sehari. Bakda Magrib dan di akhir malam menjelang Subuh. Sama seperti masjid-masjid Tarim lainnya. Rutin dan istiqamah. Dan sudah membudaya di masyarakatnya. Turun temurun dari nenek moyangnya.

Di bulan Ramadhan, jadwal tarawih masjid Segaff ini dilaksanakan pada dini hari. Iqamat salat isyanya pukul 00.30. Lalu langsung tarawih setelahnya. Sekalian diniati qiyamullail di malam Ramadhan yang berkah. Juga cocok untuk masyarakat yang punya kesibukan di awal malamnya.

Seperti aku saat itu. Malam lusa kemarin, jam 8-an malam kedatangan tamu. Teman dari Darul Mustofa. Akhirnya kuakhirkan jadwal tarawihku. Rencana ikut jamaah masjid Baalawi jam 11 malam. Berangkat jam setengah 11 sekalian mengambil motorku yang masih di bengkel. Ternyata motorku masih perlu diperbaiki lagi. Aku tunggu. Dan baru kelar jam 12 lebih. Masjid Baalawi sudah telat. Mau tidak mau cari masjid yang jadwalnya di atas jam itu. Aku memilih masjid Assegaff. Yang dimulai jam setengah satu dini hari.

Itulah Tarim. Jadwal tarawih ratusan masjid-masjidnya bervariasi. Ada yang di awal malam. Ada yang di tengah malam. Ada juga dini hari. Kapan pun waktu yang diinginkan, di mana pun masjid yang ingin kita tarawih di sana, tinggal memilih jadwal yang sesuai dengan selera dan waktu luang. Dan tak ada lagi alasan untuk tidak tarawih.

Jamaah salat tarawih di masjid Assegaff tepat seusai salat isya. Sekitar pukul 00.45 dini hari. Tapi ada yang berbeda pada jamaah tarawih di masjid ini. Adalah usai salat tarawih kedelapan, tidak langsung lanjut ke salat kesembilan. Tapi istirahat dulu sejenak. Sekitar 5 menit. Mendengarkan qasidah. Jamaah yang hadir duduk santai. Bersandaran di tiang-tiang dan dinding. Menikmati alunan qasidah penggugah jiwa.

Ada lagi. Di masjid-masjid lain di Tarim, umumnya menyebutkan nama Rasulullah dan nama satu persatu dari empat khulafaur rasyidin sebagai penyela antar salatnya. Lalu diikuti salawat Nabi dan radhiyallahu anhu. Namun di masjid Segaff ada tambahan khalifah. Yakni nama khalifah kelima Sayyidina Umar bin Abdul Aziz, sebagai penyela. Itu pun di sela-sela antara dua rakaat witir dan satu rakaat terakhirnya.

Tarawih beserta witirnya, ditambah qasidah di sela-sela salat kedelapannya itu, tuntas pada pukul 01.30. Tapi masih ada sesi baca qasidah khas Ramadhan. Selama 45 menitan. Disuguhi air es putih. Dan secangkir Qahwah. Qahwahnya berbeda dengan yang biasa disuguhkan masjid-masjid lain. Yang berupa kopi hijau. Di masjid Segaff ini qahwahnya Albun ma'al halib. Kopi hijau ditambahkan susu. Ada perpaduan unik. Kentalnya kopi Albun. Dan lezatnya susu manis. Yakin nggak penasaran?

Azro Rizmy,
Tarim, Jumat, 24 Mei 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sanad Tertinggi di Muka Bumi

Karena Tentukan Dukungan, Katak Dipuji, Cicak Dimurkai

Pelafalan Huruf Shod yang Dulu Kukenal Ternyata Keliru